Profil Desa Karanggedang
Ketahui informasi secara rinci Desa Karanggedang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Karanggedang, Sumpiuh, Banyumas. Mengupas tuntas potensi pertanian sebagai lumbung pangan, geliat UMKM, kondisi infrastruktur, serta tantangan hidrologi dan upaya mitigasi bencana sebagai desa strategis di pesisir selatan Banyumas.
-
Lumbung Pangan Strategis
Desa Karanggedang merupakan salah satu penopang utama sektor pertanian di Kecamatan Sumpiuh, dengan lahan sawah yang luas dan produktif, menjadikannya wilayah krusial bagi ketahanan pangan lokal.
-
Ketahanan Ekonomi Ganda
Selain pertanian, perekonomian desa ditopang oleh perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beragam, mulai dari pengolahan hasil tani hingga peternakan, yang menunjukkan adanya diversifikasi ekonomi.
-
Tantangan Hidrologi dan Mitigasi Aktif
Berada di dataran rendah dan dialiri sungai besar, desa ini secara rutin menghadapi tantangan banjir. Namun, pemerintah desa dan masyarakat secara aktif membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sebagai respons proaktif.

Terletak di jalur strategis bagian selatan Kabupaten Banyumas, Desa Karanggedang, Kecamatan Sumpiuh, menjelma sebagai sebuah wilayah dengan karakteristik unik. Desa ini tidak hanya dikenal sebagai salah satu lumbung padi utama di kawasannya, tetapi juga sebagai contoh nyata resiliensi atau daya tahan masyarakat dalam menghadapi tantangan alam. Dengan potensi pertanian yang melimpah dan geliat ekonomi lokal yang terus tumbuh, Karanggedang memantapkan posisinya sebagai desa yang dinamis dan memegang peranan penting bagi stabilitas ekonomi dan sosial di Kecamatan Sumpiuh.
Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek kehidupan di Desa Karanggedang, mulai dari kondisi geografis, struktur pemerintahan dan demografi, potensi ekonomi unggulan di sektor pertanian dan UMKM, hingga tantangan hidrologi yang menjadi perhatian utama. Analisis ini didasarkan pada data faktual dari lembaga pemerintah, pemberitaan lokal, serta informasi langsung dari situs resmi desa, untuk menyajikan gambaran yang objektif dan komprehensif.
Sejarah dan Letak Geografis Strategis
Menurut catatan sejarah desa, pemerintahan di Karanggedang mulai terbentuk sekitar tahun 1900 dengan kepala pemerintahan pertama yang dikenal sebagai Lurah Murmadipa. Sejak saat itu, kepemimpinan desa terus berganti, melewati berbagai era penting dalam sejarah bangsa, termasuk masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Salah satu periode kepemimpinan terpanjang ialah oleh H. Supardi (1945-1986), yang berfokus pada pembangunan mental masyarakat dan infrastruktur dasar seperti balai desa dan sarana ibadah di tengah tantangan pasca-kemerdekaan.
Secara geografis, Desa Karanggedang memiliki luas wilayah 202,458 hektare. Letaknya sangat strategis, berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten lain. Batas-batas wilayahnya yakni:
- Sebelah UtaraDesa Selandaka
- Sebelah TimurDesa Selandaka dan Desa Nusadadi
- Sebelah SelatanDesa Klumprit (Kabupaten Cilacap) dan Desa Nusadadi
- Sebelah BaratDesa Kemiri
Topografi Desa Karanggedang merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata hanya 7 hingga 11 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi ini menjadikannya wilayah yang subur untuk pertanian, namun di sisi lain juga sangat rentan terhadap bencana hidrologi, terutama banjir. Sungai Reja yang melintas di wilayah ini menjadi sumber air vital untuk irigasi sekaligus sumber potensi ancaman saat curah hujan tinggi.
Struktur Pemerintahan dan Demografi
Roda pemerintahan Desa Karanggedang dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya dan diawasi oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Berdasarkan data yang dihimpun, pemerintah desa aktif dalam menyelenggarakan berbagai program, mulai dari penyaluran bantuan langsung tunai (BLT), penyuluhan hukum bagi aparatur, hingga pembentukan lembaga ekonomi seperti koperasi desa. Salah satu inisiatif penting yang dilakukan ialah pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) pada November 2024, yang menandakan keseriusan pemerintah desa dalam menangani isu banjir. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Andri Kusmayadi, desa ini juga pernah mencanangkan diri sebagai "Desa Bersinar" (Bersih Narkoba) pada September 2023, bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Banyumas.
Dari sisi kependudukan, Kecamatan Sumpiuh secara keseluruhan memiliki populasi 60.896 jiwa pada akhir tahun 2023, yang terdiri dari 30.818 laki-laki dan 30.078 perempuan. Desa Karanggedang sendiri merupakan salah satu dari 11 desa dan 3 kelurahan di kecamatan tersebut yang menyumbang pada data demografi ini. Komposisi penduduk yang produktif menjadi modal sosial yang penting untuk menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan desa. Wilayah administratif desa terbagi ke dalam beberapa dusun, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT), yang menjadi unit terkecil dalam pelayanan masyarakat dan koordinasi pemerintahan.
Potensi Ekonomi: Pertanian Sebagai Tulang Punggung
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Karanggedang. Dari total luas wilayah, sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai sawah irigasi. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung pangan penting di Kecamatan Sumpiuh dan Kabupaten Banyumas pada umumnya.
Berdasarkan data "Kecamatan Sumpiuh Dalam Angka", Desa Karanggedang memiliki lahan yang didominasi oleh sawah dan pekarangan. Produktivitas sektor ini sangat didukung oleh sistem irigasi yang mengandalkan aliran dari sungai sekitar. Pemerintah desa dan kelompok tani setempat secara berkala mengkoordinasikan awal musim tanam untuk memastikan keserempakan dan efisiensi penggunaan air.
Meskipun demikian, sektor ini tidak luput dari tantangan. Selain ancaman banjir yang dapat merusak tanaman, ketersediaan pupuk dan stabilitas harga gabah menjadi isu krusial yang dihadapi para petani. Dalam sebuah pernyataan, salah seorang perwakilan petani setempat mengungkapkan, "Hasil panen kami sangat bergantung pada cuaca dan kelancaran irigasi. Saat musim kemarau, kami kadang kesulitan air, tetapi saat hujan deras, ancaman banjir selalu ada. Dukungan pemerintah dalam menstabilkan harga sangat kami harapkan."
Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Di luar sektor pertanian, denyut perekonomian Desa Karanggedang juga digerakkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Diversifikasi ekonomi ini menjadi katup pengaman penting ketika sektor pertanian menghadapi tantangan. Berbagai jenis usaha yang dikembangkan oleh masyarakat menunjukkan kreativitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi.
Beberapa UMKM yang berkembang di desa ini dan sekitarnya mencakup:
- PeternakanTerdapat kelompok-kelompok peternak, khususnya sapi. Pemerintah desa memfasilitasi peningkatan kapasitas melalui program seperti "Pelatihan Pembuatan Silase" untuk pakan ternak, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
- PerikananLomba mancing ikan lele yang pernah diadakan desa menunjukkan adanya potensi perikanan darat yang bisa dikembangkan lebih serius sebagai sumber ekonomi alternatif.
- Industri Rumah TanggaMeskipun belum tersentra secara masif, terdapat usaha pengolahan makanan ringan dan kerajinan tangan yang dijalankan oleh warga dari rumah mereka.
Pemerintah desa juga menunjukkan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi non-pertanian melalui pembentukan "Koperasi Desa Merah Putih Karanggedang" pada Mei 2025. Kehadiran koperasi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan akses permodalan, pemasaran, dan pembinaan yang lebih terstruktur.
Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus pemerintah desa untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Jalan utama desa dan jalan penghubung antar dusun terus mendapatkan perhatian untuk perbaikan dan pemeliharaan, meskipun kondisi geografis terkadang menjadi tantangan.
Dalam bidang pendidikan, fasilitas yang tersedia di Desa Karanggedang mencakup lembaga pendidikan tingkat dasar (SD/MI) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Keberadaan sekolah-sekolah ini memastikan akses pendidikan dasar bagi anak-anak di desa tersebut. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, masyarakat umumnya mengakses sekolah di pusat Kecamatan Sumpiuh atau kota terdekat.
Di sektor kesehatan, layanan dasar disediakan melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif setiap bulannya untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Selain itu, Puskesmas Pembantu (Pustu) atau akses ke Puskesmas Sumpiuh I menjadi andalan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan medis. Sinergi antara pemerintah desa, kader kesehatan, dan Puskesmas menjadi kunci dalam program-program kesehatan masyarakat.
Tantangan dan Upaya Mitigasi Bencana
Tantangan terbesar yang dihadapi Desa Karanggedang secara konsisten ialah bencana hidrologi. Lokasinya di dataran rendah yang dialiri Sungai Reja membuatnya menjadi daerah langganan banjir, terutama saat curah hujan ekstrem. Berita dari pemerintah desa dan media lokal sering kali melaporkan kejadian banjir yang meluap hingga menggenangi permukiman warga, khususnya di wilayah RW 01 dan RW 02.
Banjir tidak hanya merendam rumah, tetapi juga merusak lahan pertanian yang menjadi sumber utama penghidupan warga. Salah satu penyebabnya, selain debit air yang tinggi, ialah penumpukan sampah, terutama rumpun bambu, yang tersangkut di jembatan dan menghambat aliran sungai.
Menghadapi tantangan ini, masyarakat dan pemerintah Desa Karanggedang tidak tinggal diam. Berbagai upaya mitigasi telah dan terus dilakukan:
- Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)Ini merupakan langkah strategis untuk membangun sistem kesiapsiagaan berbasis komunitas. Forum ini bertugas melakukan sosialisasi, memetakan risiko, dan mengkoordinasikan respons saat terjadi bencana.
- Kerja Bakti dan Normalisasi SungaiMasyarakat secara gotong royong sering kali membersihkan sungai dari sampah yang menyumbat untuk memperlancar aliran air.
- Pengusulan Perbaikan TanggulPemerintah desa secara aktif mengusulkan kepada pihak terkait di tingkat kabupaten untuk melakukan perbaikan dan penguatan tanggul sungai guna mengurangi risiko limpasan air.
"Kami sadar betul risiko tinggal di daerah seperti ini. Karena itu, melalui FPRB, kami ingin masyarakat lebih siap dan tidak hanya pasrah. Gotong royong dan peringatan dini menjadi kunci kami untuk mengurangi dampak kerugian," ujar seorang tokoh masyarakat dalam sebuah kesempatan.
Sebagai kesimpulan, Desa Karanggedang merupakan cerminan dari sebuah wilayah agraris yang dinamis. Dengan modal utama berupa lahan pertanian yang subur dan sumber daya manusia yang tangguh, desa ini terus berupaya meningkatkan kesejahteraannya. Di saat yang sama, kemampuannya untuk beradaptasi dan secara proaktif mengelola risiko bencana menunjukkan kedewasaan sosial dan kelembagaan. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah desa, lembaga masyarakat, dan dukungan dari pemerintah kabupaten, Desa Karanggedang memiliki fondasi yang kokoh untuk terus maju dan berkembang sebagai desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya tahan.